Perencanaan Peningkatan Jalan Beton (Rigid Pavemen) Beserta Panduan Membuat RAB
Jalan
beton saat ini semakin banyak digunakan di Indonesia. Biasanya
digunakan pada jalan dengan kondisi lalu lintas yang traffic nya cukup
tinggi. Alasan kenapa dibangunnya jalan beton adalah beban kendaraan
yang melewati di jalan tersebut cukuplah besar, kemudian arus lalu
lintasnya juga sangat padat. Kelebihan dari jalan beton adalah
strukturnya lebih kuat, tidak perlu dilakukan perawatan dan juga awet. Dengan
membuat jalan beton maka daerah yang sering mengalami kerusakan jalan
aspal bisa berkurang. Jalan beton seperti ini banyak digunakan untuk
bagian tol, ring road atau jalan utama. Untuk jalan beton tanpa tulangan
sendiri proses pengerjaannya akan dibagi dalam beberapa tahapan
Uraian
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Jalan Rigid Pavement
I. Persiapan
Kerja meliputi :
Mobilisasi
Mobilisasi
1. Pembuatan Kantor Kegiatan, yaitu
tempat menyelesaikan pekerjaan – pekerjaan yang menyangkut kegiatan di lapangan
agar tertip administrasi.
2. Pembuatan Papan Nama Proyek.
Petunjuk bentuk Papan Nama Proyek mengenai ukuran, isi dan warnanya
menyesuaikan dengan aturan pemerintah setempat. Papan Nama Proyek dilakukan
pada saat mulai pekerjaan dan di cabut kembali setelah mendapat persetujuan
Pipinan Proyek.
3. Menyiapkan Rambu-rambu Lalu-lintas
yang memadai, Rambu-Rambu Peringantan dipasang sebelum pelaksanaan dimulai,
membuat dan memasang Rambu-Rambu Peringatan di lokasi kegiatan, bentuk dan
ukuran sesuai dengan peraturan Pemerintah Daerah setempat.
4. Mobilisasi peralatan terkait dan
personil penyedia barang/jasa dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan
ketentuan.
5. Laboraturium Lapangan, yaitu tempat
meletakan peralatan laboraturium yang setiap saat diperlukan di lapangan agar
mutu terjamin, seperti alat Sand Cone, timbangan dan alat lainnya
6. Pembuatan Gudang yaitu tempat
menyimpan peralatan pekerjaan dan Material On Site.
7. Lokasi Stockpile material, yaitu
untuk penyimpanan sementara material pekerjaan.
8. Bengkel, yaitu tempat mengerjakan
pekerjaan-pekerjaan seperti memotong dan merangkai besi, mengelas dan
lain-lain.
9. Mengetahui kondisi riil lapangan
dengan melakukan pengukuran pada lokasi pekerjaan, yaitu berupa situasi,
potongan memanjang, potongan melintang, yang dituangkan dalam gambar,
termasuk gambar konstruksi, yang disesuaikan dengan lapangan, dan disertai
dengan foto dokumentasi 0%, juga gambar – gambar kerja (shop Drawing ).
II. Tahapan
Pelaksanaan:
Pekerjaan akan diawali dengan Pelaksanaan Levelling
pembentukan badan jalan menggunakan sirtu dipadatkan. Dalam pelaksanaan ini
tentunya telah terlebih dahulu melakukan pengukuran dan pemasangan bowplank.
A. Pekerjaan Levelling pembentukan
badan jalan sirtu dipadatkan akan dilaksanakan sebagai berikut :
1) Pengukuran Badan Jalan Sebelum
dilaksanakan pekerjaan leveling badan jalan terlebih dahulu dilaksanakan
pengukuran badan jalan yaitu pengukuran vertical maupun horizontal, Hasil dari
pengukuran dicatatkan serta dibuat laporan hasil pengukuran untuk persetujuan
dalam pelaksanaan pekerjaan, Selanjutnya dibuatkan patok-patok referensi
sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan nantinya.
2) Pekerjaan Levelling pembentukan
badan jalan menggunakan sirtu dipadatkan, Pekerjaan ini dilaksanakan diatas
permukaan existing dan badan jalan sesuai ketebalan yang direncanakan.
Penghamparan sirtu dilaksanakan step by step untuk seluruh badan jalan yang
perlu dilakukan levelling. Dalam pelaksanaannya usahakan untuk senantiasa
selalu menempatkan Petugas lalu-lintas dan juga berkoordinasi dengan aparat
terkait secara resmi. Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut
:
a) Sebelum melaksanakan pekerjaan ini
terlebih dahulu dibuatkan pengujian material agregat / sirtu yang akan
digunakan pada saat pelaksanaan sesuai spesifikasi teknik yang disyaratkan.
b) Material Sirtu didatangkan dari
quary yang telah disetujui kemudian material dibawa kelokasi pekerjaan
menggunakan dump truck.
c) Material sirtu dihampar dengan
tenaga manusia dan dengan ketebalan rencana.
d) Hamparan dibasahi sampai kadar air
optimal sesuai hasil pengujian kepadatan lapangan di lab dengan menggunakan
water tank truck dan dipadatkan dengan menggunakan Plate Vibrator Stamper.
e) Selama pemadatan, sekelompok pekerja
merapihkan tepi hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu.
f) Setelah pelaksanaan pekerjaan ini
dilakukan pengetesan kepadatan lapangan dengan test sand cone untuk mengetahui
kepadatan yang disyaratkan dalam spesifikasi teknik.
Setelah pekerjaan leveling badan jalan selesai
dilaksanakan, pekerjaan akan dilanjutkan dengan betonisasi.
B. Pekerjaan Betonisasi Jalan
Adapun tahapan Betonisasi jalan dilaksanakan bertahap
dengan membagi 2 bidang jalan agar lalu lintas tidak terganggu apabila
penutupan jalan secara total tidak memungkinkan dan atau dilaksanakan dengan
tanpa dibagi 2 bidang apabila ruas jalan memungkinkan untuk dilakukan penutupan
total (dapat dilakukan pengalihan lalu-lintas). Pekerjaan betonisasi jalan
ini terdiri dari beberapa item berikut :
a)
Lapis
Pondasi bawah Beton Kurus (Lantai kerja)
b)
Perkerasan
beton semen Fs. 45 tbl. 25 cm
c)
Penulangan
besi polos
d) Penulangan besi dowel Ø19 - 300,
(panjang 50 cm)
e)
Tie bar besi
D 13
f)
Pas. Pipa
dowel PVC Ø 1", (panjang 25 cm)
1)
Lapis Pondasi bawah Beton Kurus (Lantai kerja)
Proses pelaksanaan diawali denganmelakukan
penentuan/penyesuaian elevasi rencana ketinggian lantai kerja berdasarkan hasil
pengukuran dan pematokan. Setelah itu, permukaan badan jalan dibersihkan dan
dibasahi/disiram dengan air terlebih dahulu agar tidak terjadi penyerapan air
semen dari beton B0 yang akan digelar. Lalu pemasangan bekesting melintang
dengan ukuran selebar jalur lalu-lintas dilakukan serta memperhatikan panjang
lahan pengecoran yang disesuaikan dengan kemampuan kerja per hari berdasarkan
kapasitas concrete mixer. Bentuk akhir atau bagian atas lantai kerja (B0) harus
rata karena diperuntukkan sebagai landasan untuk meletakkan pelat beton.
Setelah pengecoran lantai kerja selesai dikerjakan
maka dilakukanlah proses curing dengan menebarkan karung goni yang
dibasahi selama seminggu (tiga kali sehari disiram air) guna mencegah terjadinya
retakan-retakan sebagai akibat proses pengerasan/pengeringan beton. Pekerjaan lantai kerja / Lapis Pondasi bawah Beton
Kurus ini dilaksanakan untuk seluruh badan jalan dengan ketebalan lantai kerja
pada pekerjaan ini 7 cm secara merata.
2)
Perkerasan Beton semen Fs.45 tebal 25 cm
a) Pasang Bekisting
Bila pekerjaan persiapan telah selesai dilaksanakan
dengan segera akan dilakukan pekerjaan pabrikasi bekisting (form work plate),
dimana ukuran dan bentuk bekisting tersebut akan disesuaikan dengan gambar
kerja. Bila bekisting tersebut telah selesai dipabrikasi kemudian akan dipasang
pada lokasi pengecoran badan jalan.
b) Pekerjaan Polytene (plastik cor) / Bond Breaker
Sebelum melakukan pemasangan besi tulangan untuk
dudukan tie bar dan dowel terlebih dahulu dilakukan pemasangan Polytene
(plastik cor) yang akan dihamparkan memanjang sejajar bekisting dimana sebagian
dari plastik tersebut akan menutup bekisting sehingga celah-celah pada bagian bawah
bekisting tertutup. Sehingga pada waktu pelaksanaan pengecoran air semen tidak
akan keluar dari adukan beton yang baru dicor.
c) Pasang Tulangan Untuk Dudukan :
Bila Polytene (plastic cor) telah terpasang kemudian
akan dilanjutkan dengan pekerjaan pemasangan tulangan untuk dudukan dowel dan
tie bar. Pemasangan ini akan dilakukan sesuai dengan bentuk dan jarak yang tertera
dalam gambar kerja. Dimana tulangan untuk dudukan dowel dan tie bar tersebut
telah dipabrikasi sebelumnya sesuai dengan bentuk dan diameter tulangan yang
tertera dalam gambar kerja.
d) Pasang Dowel
Bila tulangan dowel tersebut telah dimeni kemudian
akan dipasang dengan cara terlebih dahulu memasukkan batang besi / tulangan
dowel tersebut kedalam selongsong pipa PVC yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Kemudian tulangan dowel tersebut akan dirakit dan diikat pada besi dudukan
tulangan dowel dengan menggunakan kawat beton sesuai dengan jarak yang tertera
dalam gambar kerja. Kemudian ujung pipa PVC akan dipasang dop penutup lubang
untuk menjaga agar adukan beton tidak akan masuk kedalam selongsong pipa PVC.
Jika dowel tersebut telah terpasang kemudian akan diangkut kelokasi pekerjaan
untuk dipasang pada titik-titik lokasi pemasangan.
e) Pekerjaan Beton Fs.45
Setelah tulangan dudukan, tie bar dan dowel telah
terpasang kemudian akan dilanjutkan dengan pengececoran. Sebelum melakukan
pengecoran akan diajukan Surat Pemberitahuan Pengececoran / membuat Request
Pekerjaan kepada pengawas/direksi untuk mendapatkan izin untuk melakukan
pengecoran. Bila telah mendapat izin pengecoran dari pengawas/direksi maka
dengan segera akan dilakukan pengecoran, dengan beton readymix yang akan
didatangkan dari supplier. Sebelum melakukan pengecoran terlebih dahulu akan
dipersiapkan segala peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan pada saat
pengecoran antara lain genenator set, concrete vibrator, garukan, jidar dan
kabel-kabel serta lampu-lampu penerangan. Beton ready mix yang berasal dari
truk mixer dituang ke dalam kotak (mal) yang telah disiapkan lalu diratakan
secara manual kemudian selanjutnya diratakan dan diadakan dengan menggunakan
vibrating screed yang sistem operasinya bergerak di atas mal memanjang
(sepanjang mal memanjang) yang ditarik dengan tenaga manusia bolak balik
sebanyak 4 lintasan. Proses perataan dan pemadatan terjadi karena alat
vibrating screed tersebut selain meratakan juga bergetar sehingga terjadi
pemadatan sedangkan pada bagian ujung (dekat) mal, pemadatan dibantu dengan
menggunakan vibrator beton. Pada saat pengecoran truk mixer akan dipandu untuk
mundur hingga mencapai awal dari pengecoran/opritan dan jika telah mencapai
lokasi pengecoran kemudian adukan beton tersebut dituang dari truk mixer secara
berlahan-lahan kemudian bahan adukan coran tersebut akan diambil sebagian untuk
melakukan pengujian slump beton kemudian dan sampel benda uji silinder/kubus
beton. Kemudian dilanjutkan dengan pengecoran dimana adukan beton tersebut akan
dituang dari truk mixer dan kemudian ditarik dengan mengunakan alat bantu
sambil dipadatkan dengan menggunakan concrete vibrator kemudian diratakan
dengan menggunakan jidar hingga mendapatkan permukaan yang rata.
f) Pekerjaan Cutter Joint Beton + Joint Sealent
Bila beton coran tersebut telah mengering dan sudah
mengeras maka akan dilakukan pemotongan beton pada lokasi pemasangan tie bar
dan dowel sesuai jarak yang telah ditentukan. Pemotongan ini akan dilakukan
dengan menggunakan alat mesin pemotong beton hingga mencapai kedalaman yang
telah ditentukan dimana terlebih dahulu telah dilakukan penggarisan pada permukaan
beton sebagai acuan untuk melakukan pemotongan. Bila pemotongan beton ini telah
selesai dikerjakan kemudian dilanjutkan dengan pemasangan joint sealent pada
lubang bekas pemotongan beton hingga lubang tersebut tertutup rata dengan
permukaan beton.
g)
Memperbaiki Permukaan
Setelah pelepaan selesai dan kelebihan air dibuang,
sementara beton masih lembek, bagian-bagian yang melesak harus segera diisi
dengan beton baru, ditempa, dikonsolidasi dan di finishing lagi.Daerah yang
menonjol / berlebih harus dipotong dan di-finishing lagi. Sambungan harus
diperiksa kerataannya. Permukaan harus terus diperiksa dan dibetuikan sampai
tak ada lagi perbedaan tinggi pada permukaan dan perkerasan beton sesuai dengan
kelandaian dan tampang melintang yang ditentukan.
Perbedaan
tinggi permukaan menurut pengujian mal datar (straight edge) tidak boleh
melebihi toleransi yang ditentukan.
h)
Finishing
Setelah sambungan dan tepian selesai, dan sebelum
bahan perawatan (curing)dilakukan, permukaan beton harus dikasarkan dengan
disikat melintang garis sumbu (centre line) jalan, atau dengan cara pembuatan
alur (grooving) pada arah melintang atau memanjang jalan. Pengkasaran yang
dilakukan dengan menggunakan sikat kawat selebar tidak kurang dari 45 cm, dan
panjang kawat sikat dalam keadaan baru adalah 10 cm dengan masing-masing
untaian terdiri dari 32 kawat. Sikat hams terdiri dari 2 baris untaian kawat,
yang diatur berselang-seling sehingga jarak masing-masing pusat untaian
maksimum 1 cm. Sikat harus diganti bila bulu terpendek panjangnya sampai 9 cm.
Kedalaman tekstur rata-rata tidak boleh kurang dari 0,75 mm.
i)
Pengujian Kerataan Permukaan
Begitu beton mengeras, permukaan jalan harus diuji
memakai mal datar (straight edge) 3 m. Daerah yang menunjukkan ketinggian lebih
dari 3 mm tapi tidak lebih dari 12,5 mm sepanjang 3 m itu harus ditandai dan
segera diturunkan dengan alat gerinda yang telah disetujui sampai bila diuji
lagi, ketidakrataannya tidak lebih dari 3 mm. Bila penyimpangan dari penampang
melintang yang sebenarnya lebih dari 12,5 mm, lapisan jalan harus dibongkar dan
diganti. Bagian yang dibongkar tidak boleh kurang dari 3 m ataupun kurang dari
lebar lajur yang kena bongkaran. Bagian yang tersisa dari pembongkaran pada
perkerasan beton dekat sambungan yang panjangnya kurang dari 3 m, harus ikut
dibongkar dan diganti.
j)
Perawatan dan Perlindungan Beton
·
Perawatan
Setelah
penyelesaian akhir selesai dan lapisan air menguap dari permukaan atau segera
setelah pelekatan dengan beton tidak terjadi maka seluruh permukaan beton harus
segera ditutup dan dirawat sesuai dengan metode yang disetujui. Dalam semua
hal, dimana perawatan memerlukan penggunaan air, maka operasi perawatan harus
dititik beratkan pada penyediaan air. Biasanya masa perawatan dilakukan selama
7 hari, tetapi waktu tersebut dapat diperpendek bila 70 % kekuatan tekan atau
lentur beton dapat dicapai lebih awal.
·
Perawatan
dengan Lembar Goni atau Terpal
Permukaan
dan bidang tegak beton harus seluruhnya ditutup dengan lembar goni / terpal.
Sebelum ditutup, lembar penutup harus dibuat jenuh air. Lembar penutup harus
diletakkan sedemikian rupa sehingga menempel dengan permukaan beton, tetapi
tidak boleh diletakkan sebelum beton cukup mengeras guna mencegah pelekatan.
Selama masa perawatan, lembar penutup harus tetap dalam keadaan basah dan tetap
pada tempatnya.
·
Perawatan
Celah Gergajian
Selama
perawatan celah gergajian perkerasan harus dilindungi dari pengeringan yang
cepat.Hal ini seringkali dilakukan dengan kertas pilihan atau bahan lainnya
yang sesuai.
·
Perlindungan
Perkerasan Yang Sudah Selesai
Perkerasan
yang sudah selesai dan perlengkapannya harus dilindungi dari lalu-lintas umum
dan lalu-lintas pelaksanaan. Perlindungan ini termasuk penyediaan petugas untuk
mengatur lalu-lintas, memasang dan memelihara rambu peringatan, lampu-lampu,
rintangan, dan jembatan penyeberangan. Setiap kerusakan yang terjadi pada
perkerasan sebelum dibuka untuk lalu-lintas umum harus diperbaiki atau diganti.
·
Perlindungan
terhadap hujan
Untuk
melindungi beton yang belum cukup keras terhadap pengaruh hujan, maka setiap
saat harus tersedia bahan untuk melindungi beton tersebut, seperti lembar goni,
terpal, kertas perawat atau lembar plastik. Disamping itu apabila digunakan
metoda acuan gelincir maka harus direncanakan penanggulangan darurat untuk
melindungi permukaan dan tepi. Apabila diperkirakan akan segera turun hujan
maka semua petugas harus mengambil tindakan yang perlu guna memberikan
perlindungan menyeluruh kepada beton yang belum keras.
·
Toleransi
Tebal
Semua
lapisan permukaan dan lapis pondasi harus dibuat dengan tebal sesuai dengan
Gambar Rencana.Pemeriksaan yang teliti terhadap elevasi acuan dan pengukuran
ketebalan terhadap permukaan tanah dasar atau lapis pondasi bawah dengan
menggunakan benang dipandang cukup memadai. Apabila dipandang perlu memeriksa
tebal perkerasan setelah penghamparan, maka tebal perkerasan dapat ditentukan
dengan cara pemboran (core drill). Pemboran harus dilakukan pada interval yang
disyaratkan.
·
Pembukaan
dan Pembatarasan Lali-lintas
Perkerasan
yang sudah jadi harus dilindungi terhadap kerusakan akibat operasi dan
lalu-lintas pelaksanaan sampai saat penyerahan hasil pekerjaan. Perkerasan yang
dilewati peralatan pelaksanaan harus tetap bersih, dan ceceran beton atau bahan
lainnya harus segera disingkirkan. Lalu-lintas umum harus dicegah masuk dengan
memasang rintangan dan rambu-rambu sampai beton berumur paling sedikit 14 hari
atau lebih lama bila diperlukan untuk memperoleh kekuatan cukup. Lalu-lintas
tidak diijinkan masuk selama sambungan belum ditutup.
C. Pekerjaan Aspal
Pekerjaan aspal sebagai penutup atas permukaan jalan
beton ini meliputi pekerjaan Lapis Resap Pengikat- Aspal Emulsi dan pekerjaan
Sandsheet ( SS-B )
1.
Lapis Resap
Pengikat Aspal Emulsi
Sebelumnya
Permukaan yang akan disemprot Lapis Resap Pengikat dibersihkan terlebih dahulu
dari kotoran/debu dengan menggunakan Compressor. Penyemprotan Lapis Resap
Pengikat menggunakan Asphalt Sprayer dengan volume perbandingan sesuai dengan
Spesifikasi Teknis.
Kontrol volume dilakukan dengan memasang kertas karton
(yang sebelumnya telah ditimbang beratnya) pada lokasi yang disemptor Lapis
Peresap. Kemudian ditimbang lagi setelah disemprot. Dari situ dapat diketahui
volume lapis Peresap per meter persegi atau dengan cara Kontrol volume
dilakukan dengan mengukur tinggi material Lapis Resap Pengikat dalam tangki
sebelum dan sesudah dilakukan penyemprotan. Dari volume yang disemprotkan
dibagi dengan luas bidang semprot akan diketahui volume untuk tiap meter
persegi.
2. Pekerjaan Sandsheet (SS-B)
Sandsheet dihampar di atas permukaan jalan beton (yang
telah diberi Lapis Resap Pengikat), Sandsheet (SS-B) diproduksi dengan
menggunakan AMP ( Asphalt Mixing Plant ) dan diangkut ke lokasi pekerjaan
menggunakan Dump truck.
Sandsheet (SS-B) dihampar dengan ketebalan sesuai
dengan gambar rencana, dihampar pada seluruh permukaan jalan dan dipadatkan
dengan menggunakan Tandem Roller dan Pneumatic Tyre Roller dengan jumlah
passing sesuai dengan hasil Job Mix Formula yang disahkan direksi teknis.
Alat-alat yang dipergunakan untuk pekerjaan
Penghamparan dan pemadatan dilapangan adalah sebagai berikut :
·
Asphalt
Finisher
·
Tandem
Roller
·
Pneumatic
Tyre Roller
·
Water Tank
Truck
·
Dump Truck
D. Pekerjaan
Membentuk bahu jalan keras (berem sirtu)
Bahan yang dipergunakan adalah sirtu dengan ketentuan
sesuai spesifikasi material bahan bahu jalan yang disyaratkan dalam pekerjaan
ini, Penghamparan dan pemadatan material sesuai dengan spesifikasi,
penghamparan dengan menggunakan tenaga manusia dan pemadatan dengan Plate
Vibrator Stamper
Dibawah ini adalah link Panduan untuk pembuatan RAB Jalan Beton
0 Response to "Perencanaan Peningkatan Jalan Beton Beserta Pembuatan RAB"
Posting Komentar