Perencanaan Peningkatan Jalan Beton Beserta Pembuatan RAB

Perencanaan Peningkatan Jalan Beton (Rigid Pavemen) Beserta Panduan Membuat RAB

Uraian Metode Pelaksanaan Pekerjaan Jalan Rigid Pavement
I. Persiapan Kerja meliputi :

Mobilisasi
1.    Pembuatan Kantor Kegiatan, yaitu tempat menyelesaikan pekerjaan – pekerjaan yang menyangkut kegiatan di lapangan agar tertip administrasi.
2.  Pembuatan Papan Nama Proyek. Petunjuk bentuk Papan Nama Proyek mengenai ukuran, isi dan warnanya menyesuaikan dengan aturan pemerintah setempat. Papan Nama Proyek dilakukan pada saat mulai pekerjaan dan di cabut kembali setelah mendapat persetujuan Pipinan Proyek.
3.  Menyiapkan Rambu-rambu Lalu-lintas yang memadai, Rambu-Rambu Peringantan dipasang sebelum pelaksanaan dimulai, membuat dan memasang Rambu-Rambu Peringatan di lokasi kegiatan, bentuk dan ukuran sesuai dengan peraturan Pemerintah Daerah setempat.
4.   Mobilisasi peralatan terkait dan personil penyedia barang/jasa dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan ketentuan.
5.  Laboraturium Lapangan, yaitu tempat meletakan peralatan laboraturium yang setiap saat diperlukan di lapangan agar mutu terjamin, seperti alat Sand Cone, timbangan dan alat lainnya
6.  Pembuatan Gudang yaitu tempat menyimpan peralatan pekerjaan dan Material On Site.
7.   Lokasi Stockpile material, yaitu untuk penyimpanan sementara material pekerjaan.
8. Bengkel, yaitu tempat mengerjakan pekerjaan-pekerjaan seperti memotong dan merangkai besi, mengelas dan lain-lain.
9. Mengetahui kondisi riil lapangan dengan melakukan pengukuran pada lokasi pekerjaan, yaitu berupa situasi, potongan memanjang, potongan melintang, yang dituangkan dalam gambar, termasuk gambar konstruksi, yang disesuaikan dengan lapangan, dan disertai dengan foto dokumentasi 0%, juga gambar – gambar kerja (shop Drawing ).
II. Tahapan Pelaksanaan:
Pekerjaan akan diawali dengan Pelaksanaan Levelling pembentukan badan jalan menggunakan sirtu dipadatkan. Dalam pelaksanaan ini tentunya telah terlebih dahulu melakukan pengukuran dan pemasangan bowplank.
A.  Pekerjaan Levelling pembentukan badan jalan sirtu dipadatkan akan dilaksanakan sebagai berikut : 
1) Pengukuran Badan Jalan Sebelum dilaksanakan pekerjaan leveling badan jalan terlebih dahulu dilaksanakan pengukuran badan jalan yaitu pengukuran vertical maupun horizontal, Hasil dari pengukuran dicatatkan serta dibuat laporan hasil pengukuran untuk persetujuan dalam pelaksanaan pekerjaan, Selanjutnya dibuatkan patok-patok referensi sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan nantinya.
2) Pekerjaan Levelling pembentukan badan jalan menggunakan sirtu dipadatkan, Pekerjaan ini dilaksanakan diatas permukaan existing dan badan jalan sesuai ketebalan yang direncanakan. Penghamparan sirtu dilaksanakan step by step untuk seluruh badan jalan yang perlu dilakukan levelling. Dalam pelaksanaannya usahakan untuk senantiasa selalu menempatkan Petugas lalu-lintas dan juga berkoordinasi dengan aparat terkait secara resmi. Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut : 
a) Sebelum melaksanakan pekerjaan ini terlebih dahulu dibuatkan pengujian material agregat / sirtu yang akan digunakan pada saat pelaksanaan sesuai spesifikasi teknik yang disyaratkan.
b)  Material Sirtu didatangkan dari quary yang telah disetujui kemudian material dibawa kelokasi pekerjaan menggunakan dump truck.
c)   Material sirtu dihampar dengan tenaga manusia dan dengan ketebalan rencana.
d)  Hamparan dibasahi sampai kadar air optimal sesuai hasil pengujian kepadatan lapangan di lab dengan menggunakan water tank truck dan dipadatkan dengan menggunakan Plate Vibrator Stamper.
e)  Selama pemadatan, sekelompok pekerja merapihkan tepi hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu.
f)   Setelah pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan pengetesan kepadatan lapangan dengan test sand cone untuk mengetahui kepadatan yang disyaratkan dalam spesifikasi teknik.
Setelah pekerjaan leveling badan jalan selesai dilaksanakan, pekerjaan akan dilanjutkan dengan betonisasi. 

B.   Pekerjaan Betonisasi Jalan
Adapun tahapan Betonisasi jalan dilaksanakan bertahap dengan membagi 2 bidang jalan agar lalu lintas tidak terganggu apabila penutupan jalan secara total tidak memungkinkan dan atau dilaksanakan dengan tanpa dibagi 2 bidang apabila ruas jalan memungkinkan untuk dilakukan penutupan total (dapat dilakukan pengalihan lalu-lintas). Pekerjaan betonisasi jalan ini terdiri dari beberapa item berikut : 
a)        Lapis Pondasi bawah Beton Kurus (Lantai kerja)
b)        Perkerasan beton semen Fs. 45 tbl. 25 cm
c)        Penulangan besi polos
d)       Penulangan besi dowel Ø19 - 300, (panjang 50 cm)
e)        Tie bar besi D 13
f)         Pas. Pipa dowel PVC Ø 1", (panjang 25 cm)

1)        Lapis Pondasi bawah Beton Kurus (Lantai kerja)
Proses pelaksanaan diawali denganmelakukan penentuan/penyesuaian elevasi rencana ketinggian lantai kerja berdasarkan hasil pengukuran dan pematokan. Setelah itu, permukaan badan jalan dibersihkan dan dibasahi/disiram dengan air terlebih dahulu agar tidak terjadi penyerapan air semen dari beton B0 yang akan digelar. Lalu pemasangan bekesting melintang dengan ukuran selebar jalur lalu-lintas dilakukan serta memperhatikan panjang lahan pengecoran yang disesuaikan dengan kemampuan kerja per hari berdasarkan kapasitas concrete mixer. Bentuk akhir atau bagian atas lantai kerja (B0) harus rata karena diperuntukkan sebagai landasan untuk meletakkan pelat beton. 
Setelah pengecoran lantai kerja selesai dikerjakan maka dilakukanlah proses curing dengan menebarkan karung goni yang dibasahi selama seminggu (tiga kali sehari disiram air) guna mencegah terjadinya retakan-retakan sebagai akibat proses pengerasan/pengeringan beton. Pekerjaan lantai kerja / Lapis Pondasi bawah Beton Kurus ini dilaksanakan untuk seluruh badan jalan dengan ketebalan lantai kerja pada pekerjaan ini 7 cm secara merata.

2)        Perkerasan Beton semen Fs.45 tebal 25 cm

a)     Pasang Bekisting
Bila pekerjaan persiapan telah selesai dilaksanakan dengan segera akan dilakukan pekerjaan pabrikasi bekisting (form work plate), dimana ukuran dan bentuk bekisting tersebut akan disesuaikan dengan gambar kerja. Bila bekisting tersebut telah selesai dipabrikasi kemudian akan dipasang pada lokasi pengecoran badan jalan.

b) Pekerjaan Polytene (plastik cor) / Bond Breaker
Sebelum melakukan pemasangan besi tulangan untuk dudukan tie bar dan dowel terlebih dahulu dilakukan pemasangan Polytene (plastik cor) yang akan dihamparkan memanjang sejajar bekisting dimana sebagian dari plastik tersebut akan menutup bekisting sehingga celah-celah pada bagian bawah bekisting tertutup. Sehingga pada waktu pelaksanaan pengecoran air semen tidak akan keluar dari adukan beton yang baru dicor.
    c) Pasang Tulangan Untuk Dudukan :
      Bila Polytene (plastic cor) telah terpasang kemudian akan dilanjutkan dengan pekerjaan pemasangan tulangan untuk dudukan dowel dan tie bar. Pemasangan ini akan dilakukan sesuai dengan bentuk dan jarak yang tertera dalam gambar kerja. Dimana tulangan untuk dudukan dowel dan tie bar tersebut telah dipabrikasi sebelumnya sesuai dengan bentuk dan diameter tulangan yang tertera dalam gambar kerja.
 
d)  Pasang Dowel  
         Bila tulangan dowel tersebut telah dimeni kemudian akan dipasang dengan cara terlebih dahulu memasukkan batang besi / tulangan dowel tersebut kedalam selongsong pipa PVC yang telah dipersiapkan sebelumnya. Kemudian tulangan dowel tersebut akan dirakit dan diikat pada besi dudukan tulangan dowel dengan menggunakan kawat beton sesuai dengan jarak yang tertera dalam gambar kerja. Kemudian ujung pipa PVC akan dipasang dop penutup lubang untuk menjaga agar adukan beton tidak akan masuk kedalam selongsong pipa PVC. Jika dowel tersebut telah terpasang kemudian akan diangkut kelokasi pekerjaan untuk dipasang pada titik-titik lokasi pemasangan.

e)  Pekerjaan Beton Fs.45
Setelah tulangan dudukan, tie bar dan dowel telah terpasang kemudian akan dilanjutkan dengan pengececoran. Sebelum melakukan pengecoran akan diajukan Surat Pemberitahuan Pengececoran / membuat Request Pekerjaan kepada pengawas/direksi untuk mendapatkan izin untuk melakukan pengecoran. Bila telah mendapat izin pengecoran dari pengawas/direksi maka dengan segera akan dilakukan pengecoran, dengan beton readymix yang akan didatangkan dari supplier. Sebelum melakukan pengecoran terlebih dahulu akan dipersiapkan segala peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan pada saat pengecoran antara lain genenator set, concrete vibrator, garukan, jidar dan kabel-kabel serta lampu-lampu penerangan. Beton ready mix yang berasal dari truk mixer dituang ke dalam kotak (mal) yang telah disiapkan lalu diratakan secara manual kemudian selanjutnya diratakan dan diadakan dengan menggunakan vibrating screed yang sistem operasinya bergerak di atas mal memanjang (sepanjang mal memanjang) yang ditarik dengan tenaga manusia bolak balik sebanyak 4 lintasan. Proses perataan dan pemadatan terjadi karena alat vibrating screed tersebut selain meratakan juga bergetar sehingga terjadi pemadatan sedangkan pada bagian ujung (dekat) mal, pemadatan dibantu dengan menggunakan vibrator beton. Pada saat pengecoran truk mixer akan dipandu untuk mundur hingga mencapai awal dari pengecoran/opritan dan jika telah mencapai lokasi pengecoran kemudian adukan beton tersebut dituang dari truk mixer secara berlahan-lahan kemudian bahan adukan coran tersebut akan diambil sebagian untuk melakukan pengujian slump beton kemudian dan sampel benda uji silinder/kubus beton. Kemudian dilanjutkan dengan pengecoran dimana adukan beton tersebut akan dituang dari truk mixer dan kemudian ditarik dengan mengunakan alat bantu sambil dipadatkan dengan menggunakan concrete vibrator kemudian diratakan dengan menggunakan jidar hingga mendapatkan permukaan yang rata. 

f) Pekerjaan Cutter Joint Beton + Joint Sealent
Bila beton coran tersebut telah mengering dan sudah mengeras maka akan dilakukan pemotongan beton pada lokasi pemasangan tie bar dan dowel sesuai jarak yang telah ditentukan. Pemotongan ini akan dilakukan dengan menggunakan alat mesin pemotong beton hingga mencapai kedalaman yang telah ditentukan dimana terlebih dahulu telah dilakukan penggarisan pada permukaan beton sebagai acuan untuk melakukan pemotongan. Bila pemotongan beton ini telah selesai dikerjakan kemudian dilanjutkan dengan pemasangan joint sealent pada lubang bekas pemotongan beton hingga lubang tersebut tertutup rata dengan permukaan beton. 

g)        Memperbaiki Permukaan
Setelah pelepaan selesai dan kelebihan air dibuang, sementara beton masih lembek, bagian-bagian yang melesak harus segera diisi dengan beton baru, ditempa, dikonsolidasi dan di finishing lagi.Daerah yang menonjol / berlebih harus dipotong dan di-finishing lagi. Sambungan harus diperiksa kerataannya. Permukaan harus terus diperiksa dan dibetuikan sampai tak ada lagi perbedaan tinggi pada permukaan dan perkerasan beton sesuai dengan kelandaian dan tampang melintang yang ditentukan. 
Perbedaan tinggi permukaan menurut pengujian mal datar (straight edge) tidak boleh melebihi toleransi yang ditentukan.

h)        Finishing 

Setelah sambungan dan tepian selesai, dan sebelum bahan perawatan (curing)dilakukan, permukaan beton harus dikasarkan dengan disikat melintang garis sumbu (centre line) jalan, atau dengan cara pembuatan alur (grooving) pada arah melintang atau memanjang jalan. Pengkasaran yang dilakukan dengan menggunakan sikat kawat selebar tidak kurang dari 45 cm, dan panjang kawat sikat dalam keadaan baru adalah 10 cm dengan masing-masing untaian terdiri dari 32 kawat. Sikat hams terdiri dari 2 baris untaian kawat, yang diatur berselang-seling sehingga jarak masing-masing pusat untaian maksimum 1 cm. Sikat harus diganti bila bulu terpendek panjangnya sampai 9 cm. Kedalaman tekstur rata-rata tidak boleh kurang dari 0,75 mm.

i)          Pengujian Kerataan Permukaan

Begitu beton mengeras, permukaan jalan harus diuji memakai mal datar (straight edge) 3 m. Daerah yang menunjukkan ketinggian lebih dari 3 mm tapi tidak lebih dari 12,5 mm sepanjang 3 m itu harus ditandai dan segera diturunkan dengan alat gerinda yang telah disetujui sampai bila diuji lagi, ketidakrataannya tidak lebih dari 3 mm. Bila penyimpangan dari penampang melintang yang sebenarnya lebih dari 12,5 mm, lapisan jalan harus dibongkar dan diganti. Bagian yang dibongkar tidak boleh kurang dari 3 m ataupun kurang dari lebar lajur yang kena bongkaran. Bagian yang tersisa dari pembongkaran pada perkerasan beton dekat sambungan yang panjangnya kurang dari 3 m, harus ikut dibongkar dan diganti.

j)          Perawatan dan Perlindungan Beton

·       Perawatan 
Setelah penyelesaian akhir selesai dan lapisan air menguap dari permukaan atau segera setelah pelekatan dengan beton tidak terjadi maka seluruh permukaan beton harus segera ditutup dan dirawat sesuai dengan metode yang disetujui. Dalam semua hal, dimana perawatan memerlukan penggunaan air, maka operasi perawatan harus dititik beratkan pada penyediaan air. Biasanya masa perawatan dilakukan selama 7 hari, tetapi waktu tersebut dapat diperpendek bila 70 % kekuatan tekan atau lentur beton dapat dicapai lebih awal.
·       Perawatan dengan Lembar Goni atau Terpal 
Permukaan dan bidang tegak beton harus seluruhnya ditutup dengan lembar goni / terpal. Sebelum ditutup, lembar penutup harus dibuat jenuh air. Lembar penutup harus diletakkan sedemikian rupa sehingga menempel dengan permukaan beton, tetapi tidak boleh diletakkan sebelum beton cukup mengeras guna mencegah pelekatan. Selama masa perawatan, lembar penutup harus tetap dalam keadaan basah dan tetap pada tempatnya.

·       Perawatan Celah Gergajian 
Selama perawatan celah gergajian perkerasan harus dilindungi dari pengeringan yang cepat.Hal ini seringkali dilakukan dengan kertas pilihan atau bahan lainnya yang sesuai.

·         Perlindungan Perkerasan Yang Sudah Selesai 
Perkerasan yang sudah selesai dan perlengkapannya harus dilindungi dari lalu-lintas umum dan lalu-lintas pelaksanaan. Perlindungan ini termasuk penyediaan petugas untuk mengatur lalu-lintas, memasang dan memelihara rambu peringatan, lampu-lampu, rintangan, dan jembatan penyeberangan. Setiap kerusakan yang terjadi pada perkerasan sebelum dibuka untuk lalu-lintas umum harus diperbaiki atau diganti.

·         Perlindungan terhadap hujan 
Untuk melindungi beton yang belum cukup keras terhadap pengaruh hujan, maka setiap saat harus tersedia bahan untuk melindungi beton tersebut, seperti lembar goni, terpal, kertas perawat atau lembar plastik. Disamping itu apabila digunakan metoda acuan gelincir maka harus direncanakan penanggulangan darurat untuk melindungi permukaan dan tepi. Apabila diperkirakan akan segera turun hujan maka semua petugas harus mengambil tindakan yang perlu guna memberikan perlindungan menyeluruh kepada beton yang belum keras.

·         Toleransi Tebal
Semua lapisan permukaan dan lapis pondasi harus dibuat dengan tebal sesuai dengan Gambar Rencana.Pemeriksaan yang teliti terhadap elevasi acuan dan pengukuran ketebalan terhadap permukaan tanah dasar atau lapis pondasi bawah dengan menggunakan benang dipandang cukup memadai. Apabila dipandang perlu memeriksa tebal perkerasan setelah penghamparan, maka tebal perkerasan dapat ditentukan dengan cara pemboran (core drill). Pemboran harus dilakukan pada interval yang disyaratkan.

·         Pembukaan dan Pembatarasan Lali-lintas
Perkerasan yang sudah jadi harus dilindungi terhadap kerusakan akibat operasi dan lalu-lintas pelaksanaan sampai saat penyerahan hasil pekerjaan. Perkerasan yang dilewati peralatan pelaksanaan harus tetap bersih, dan ceceran beton atau bahan lainnya harus segera disingkirkan. Lalu-lintas umum harus dicegah masuk dengan memasang rintangan dan rambu-rambu sampai beton berumur paling sedikit 14 hari atau lebih lama bila diperlukan untuk memperoleh kekuatan cukup. Lalu-lintas tidak diijinkan masuk selama sambungan belum ditutup.

C. Pekerjaan Aspal
Pekerjaan aspal sebagai penutup atas permukaan jalan beton ini meliputi pekerjaan Lapis Resap Pengikat- Aspal Emulsi dan pekerjaan Sandsheet ( SS-B )

1.        Lapis Resap Pengikat Aspal Emulsi
Sebelumnya Permukaan yang akan disemprot Lapis Resap Pengikat dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran/debu dengan menggunakan Compressor. Penyemprotan Lapis Resap Pengikat menggunakan Asphalt Sprayer dengan volume perbandingan sesuai dengan Spesifikasi Teknis.
Kontrol volume dilakukan dengan memasang kertas karton (yang sebelumnya telah ditimbang beratnya) pada lokasi yang disemptor Lapis Peresap. Kemudian ditimbang lagi setelah disemprot. Dari situ dapat diketahui volume lapis Peresap per meter persegi atau dengan cara Kontrol volume dilakukan dengan mengukur tinggi material Lapis Resap Pengikat dalam tangki sebelum dan sesudah dilakukan penyemprotan. Dari volume yang disemprotkan dibagi dengan luas bidang semprot akan diketahui volume untuk tiap meter persegi.

2.      Pekerjaan Sandsheet (SS-B)
Sandsheet dihampar di atas permukaan jalan beton (yang telah diberi Lapis Resap Pengikat), Sandsheet (SS-B) diproduksi dengan menggunakan AMP ( Asphalt Mixing Plant ) dan diangkut ke lokasi pekerjaan menggunakan Dump truck. 
Sandsheet (SS-B) dihampar dengan ketebalan sesuai dengan gambar rencana, dihampar pada seluruh permukaan jalan dan dipadatkan dengan menggunakan Tandem Roller dan Pneumatic Tyre Roller dengan jumlah passing sesuai dengan hasil Job Mix Formula yang disahkan direksi teknis.
Alat-alat yang dipergunakan untuk pekerjaan Penghamparan dan pemadatan dilapangan adalah sebagai berikut :
·         Asphalt Finisher
·         Tandem Roller
·         Pneumatic Tyre Roller
·         Water Tank Truck
·         Dump Truck

D. Pekerjaan Membentuk bahu jalan keras (berem sirtu)

Bahan yang dipergunakan adalah sirtu dengan ketentuan sesuai spesifikasi material bahan bahu jalan yang disyaratkan dalam pekerjaan ini, Penghamparan dan pemadatan material sesuai dengan spesifikasi, penghamparan dengan menggunakan tenaga manusia dan pemadatan dengan Plate Vibrator Stamper

Dibawah ini adalah link Panduan untuk pembuatan RAB Jalan Beton

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "Perencanaan Peningkatan Jalan Beton Beserta Pembuatan RAB"

Posting Komentar